Sabtu , 27 April 2024

Pengalaman Pertama Naik Kereta Cepat “Whoosh” Bandung ke Jakarta (Bagian-2)

Hanya 45 Menit, Baru saja Duduk Sudah Sampai Tujuan

Bersama istri di dalam kereta cepat “Whoosh” dari Bandung ke Jakarta. 

Laporan KHAIRUL AMRI, Bandung
Amrik4551@gmail.com

Bagi yang sudah sering bepergian dengan kereta api, khususnya rute Bandung ke Jakarta, pastinya sudah paham betul berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke tujuan. Tapi, dengan menaiki kereta cepat “Whoosh”, serasa bermimpi saja. Sebab jarak itu dalam waktu sekejap bisa dilewati. Berikut lanjutan ceritanya.

JADWAL tiket pesawat saya, rute Jakarta ke Pekanbaru: pukul 18.35 WIB. Dari lembaran check in tiket dapat dilihat, jam boarding pukul 18.05 WIB. Itu artinya, saya harus sudah tiba di Bandara Halim paling lambat satu jam sebelum boarding, yakni pukul 17.05 WIB. Siangnya, saya masih bisa makan siang di Bandung. Itu pun saat menuju ke stasiun kereta cepat di kawasan Tegalluar di Bandung.

Saat memesan tiket kereta cepat “Whoosh”, yang baru pertama kali akan saya naiki, tentu harus pas hitungannya. Jangan sampai saya buru-buru nanti naik ke pesawat di Bandara Halim, Jakarta. Dilihat dari pesanan tiket, jadwalnya ada pukul 15.00 WIB. Tiba di Bandara Halim sekitar pukul 15.46 WIB.

Terus terang, agak deg-degan juga saya. Karena biasanya perjalanan Bandung ke Jakarta ditempuh dalam waktu tiga jam. Tapi, dari tiket kereta cepat yang saya beli, waktu tempuh itu bisa diselesaikan dalam waktu 46 menit. “Apa iya?,” tanya saya dalam hati. Meski begitu saya yakin saja. Karena namanya juga baru kali pertama mencoba.

Naik kereta cepat, memanglah bukan kali pertama bagi saya. Pertama naik kereta cepat, saya berkesempatan waktu itu menjejal “fast train” Haramain dengan rute Jeddah ke Medinah. Di sini pun terasa luar biasa dan terkagum-kagum juga. Karena jarak tempuh biasa dengan bus, bisa mencapai enam jam. Sedangkan dengan fast train ini, kurang dari dua jam perjalanan dari Jeddah ke Medinah tuntas.

Itu juga yang ingin saya buktikan dengan menaiki kereta cepat “Whoosh” ini. Jika waktu tempuh normal atau dengan kereta api biasa rute Bandung ke Jakarta selama tiga jam, berarti dengan “Whoosh” tidak akan sampai satu jam. Rasa penasaran itulah yang membuat saya memesan tiket kereta cepat yang diklaim menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini.

Terbukti, Cuma 45 Menit
Jadwal ke kereta cepat pun tiba. Terdengar pengumuman, bagi penumpang rute Bandung ke Stasiun Halim, sudah boleh antre di pintu masuk ke peron kereta. Semua penumpang di Stasiun Tegalluar nampak berbaris teratur. Seluruh penumpang boleh cukup scan barcode tiket, atau bisa juga dengan print atau cetak tiket di beberapa mesih tiket yang disediakan di stasiun.

Penumpang satu persatu mulai melewati pintu ke peron. Petugas dengan sigap mengarahkan penumpang turun ke peron mendekati kereta cepat. Kalau kita turun di sebelah kiri, bisa naik eskalator. Tapi kalau ke kanan, bisa naik lift atau tangga biasa. Turunnya tetap sama ke peron tempat naik kereta cepat “Whoosh”.

Jam di tangan saya masih menunjukkan pukul 14.30 WIB, Tapi hampir seluruh penumpang sudah naik ke kereta. Ada juga yang asyik foto-foto di dekat kereta. Kesempatan kali pertama naik kereta cepat di negeri sendiri, tak pula saya sia-siakan. Ikut pula foto-foto, dibantu Pramugara yang bertugas. Jepret, jadilah foto di dekat kereta cepat.

Masuk teratur ke dalam kereta. Duduk sesuai kursi di gerbong kereta yang ada di tiket. Tak sulit menemukan gerbong dan kursi kita. Karena ada petugas, pramugari dan pramugara yang siap membantu. Setelah naik, barang ditempatkan di kabin dan duduk di kursi sesuai yang tertera di tiket. Tak ramai penumpang yang naik dari Stasiun Tegalluar.

Selama di perjalanan, saya terkagum-kagum dengan kereta cepat ini. Di hati saya berujar, jika selama ini hanya bicara kereta cepat di negeri orang, sekarang saya bisa naik sendiri kereta cepat di negeri sendiri. Benar-benar cepat. Waktu tempuh pun sesuai dengan yang tertera di tiket, 45 menit.

Kata istri saya, cepat sekali sampai Jakarta. “Baru saja duduk. Belum sempat lagi tidur, eh sudah sampai Jakarta,” kata dia, sambil senyum. Saya pun ikut lega. Karena tidak perlu lagi khawatir akan ketinggalan pesawat. Sebab, tiba di Stasiun Halim baru sekitar pukul 16.00 WIB. Masih sangat cukup waktu, sampai boarding di Bandara Halim.

Oh iya. Supaya tidak bingung. Dari Stasiun Halim, kita harus naik taksi online lagi untuk sampai ke Bandara Halim Perdanakusuma (HLP). Sampai saat ini memang belum ada angkutan sambung, langsung dari Stasiun Halim ke Bandara Halim.

Tapi tak perlu khawatir, karena cukup murah juga ongkosnya. Dari stasiun ke bandara hanya sekitar Rp30 ribu. Saya pun sampai tepat waktu. Malah jauh lebih cepat. Terima kasih “Whoosh”. **

Check Also

Datuk Seri Muspidauan Dorong Transparansi Program Pembangunan di Kota Pekanbaru

PEKANBARU (khabarmetro.com) – Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Kota Pekanbaru, Datuk Seri Muspidauan, menegaskan pentingnya …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *