Sabtu , 27 April 2024

Pengalaman Pertama Naik Kereta Cepat “Whoosh” Bandung ke Jakarta (bagian-1)

Kecepatan Capai 347 Km/Jam, Getaran Kereta Nyaris Tak Terasa

Sebelum masuk “Whoosh” sempatkan berfoto di peron kereta cepat. 

Laporan KHAIRUL AMRI, Bandung
Amrik4551@gmail.com

Pengalaman pertama naik kereta cepat “Whoosh” layak sekali dibagikan kepada semua pembaca. Bukan karena ingin pamer atau terlalu senang, tetapi bisa jadi pengalaman ini bisa juga dirasakan oleh siapa saja nantinya. Mau tahu, ikuti tulisan ini dan baca sampai habis.

WAKTU memesan tiket via web KCIC, saya kurang beruntung. Karena jalur dari Stasiun Padalarang Bandung sudah penuh. Akhirnya, tanpa berpikir panjang tiket pun dipesan. Dapatnya naik dari Stasiun Tegalluar Bandung menuju Stasiun di Jakarta. Bisa jadi karena akhir pekan. Sehingga kereta cepat penuh oleh penumpang yang akan bepergian dari Bandung ke Jakarta.

Masa keberangkatan pun tiba. Ahad sore (25/2). Dari hotel di Kawasan Paskal Bandung saya pun Bersiap-siap menuju stasiun. Untungnya ada teman di Bandung yang berkenan mengantarkan ke Stasiun Tegalluar. Ini kali pertama saya naik dari Stasiun Tegalluar yang berada lumayan jauh dari pusat kota Bandung.

Sebenarnya, jika dapat tiket dari Stasiun Padalarang, kita tidak perlu jauh-jauh ke Stasiun Tegalluar. Dari Stasiun Bandung kota, para penumpang bisa menggunakan fasilitas kereta feeder menuju Stasiun Padalarang. Waktu dan kenyaman tempuh ke stasiun keterta cepat di Padalarang pun lebih bisa dirasakan.

Namun begitu, lain pula cerita dan kenyamanannya ketika saya berekesempatan naik kereta cepat ini dari Stasiun Tegalluar. Kedua stasiun ini punya cerita menarik tersendiri.

Dari Stasiun Tegalluar, penumpang lebih sedikit. Jika naik dari stasiu ini, kesempatan buat naik secara nyaman pun bisa dirasakan. Tidak perlu buru-buru. Lagi pula semua penumpang sudah pasti akan duduk sesuai dengan nomor gerbong dan nomor kursinya. Tapi, dari Stasiun Tegalluar, kita dapat sedikit santai. Sudah naik, masih bisa menunggu sampai kereta berangkat.

Sesuai jadwal, pukul 14.56 WIB kereta cepat mulai bergerak. Pemberhentian pertamanya adalah Stasiun Padalarang Bandung.

Di stasiun inilah penumpang relatif lebih ramai akan naik ke kereta. Benar saja. Setelah bergerak sekitar 15 menit, kereta cepat pun tiba di Stasiun Padalarang. Dari kaca nampak jelas, penumpang sangat ramai sudah antre untuk masuk ke dalam kereta cepat.

Di stasiun ini hanya berhenti 20 menit. Seluruh penumpang naik ke kereta, dan sibuk mencari tempat duduknya masing-masing. Belum lagi sempat dapat tempat duduk, kereta pun sudah jalan. Inilah kekurangannya kalau naik di Stasiun Padalarang. Penumpang sedikit buru-buru naik ke kereta, apalagi kalau penumpang dengan banyak bawaan barang, bisa kesulitan.

Semua pintu ditutup. Kereta cepat mulai memacu kecepatannya. Dari sekian kali gas, cukup terasa kalau kereta makin bergerak kencang. Persis di layer depan di atas dekat pintu antar gerbong bisa dilihat dengan jelas, berapa kecepatan kereta saat itu. Selain itu, ukuran suhu/temperature di dalam kereta dan di luar kereta pun ditampilkan di layar tersebut.

Kecepatan Maksimal
Beberapa menit setelah bergerak meninggalkan Stasiun Padalarang, terdengar pengumuman dari speaker kereta, bahwa kereta cepat akan mencapai kecepatan maksimal. “Kecepatan maksimal kereta akan mencapai 350 km per jam. Bisa dilihat di layer depan gerbong,” kata suara pramugari dari speaker kereta.

Saya mencoba merekam kecepatan maksimal itu. Alhasil, gerak kereta cepat terasa begitu kencang. Namun di layer depan gerbong, kecepatan maksimal baru mencapai 347 km/jam. Terasa begitu kencang, getaran di dalam kereta pun nyaris tidak terasa. Kereta melesat laju bak pesawat di udara. Tapi, kecepatan itu tidak berlansung lama, karena jarak tempuh sudah semakin dekat.

Setelah kecepatan maksimal tercapai, hanya sekian menit saja lagi, kereta pun sampai ke tujuan: Stasiun Halima di Jakarta. Sangat pas dan tepat waktu, untuk perjalanan dari Bandung ke Jakarta, tidak sampai 1 jam. Pramugari pun mengumumkan kalau kereta sudah tiba di Stasiun Halim, dan seluruh penumpang dipersilahkan turun. (bersambung)

Check Also

Datuk Seri Muspidauan Dorong Transparansi Program Pembangunan di Kota Pekanbaru

PEKANBARU (khabarmetro.com) – Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Kota Pekanbaru, Datuk Seri Muspidauan, menegaskan pentingnya …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *