Sabtu , 14 Desember 2024

Asmono Wikan Luncurkan Buku ‘Public Relation 6.0’ di Pekanbaru

Asmono Wikan didampingi Ketua SPS Riau, Khairul Amri saat peluncuran buku di Wareh Kupie, belum lama ini.

PEKANBARU (khabarmetro.com)- Di sela-sela kunjungan ke Pekanbaru, Asmono Wikan yang juga  Sekretaris Jendral Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat,  Kamis (8/4) malam, melaunching bukunya yang berjudul, “Public Relations 6.0: Hati, Reputasi, Pandemi” bertempat di Wareh Kupie Jalan Arifin Achmad Pekanbaru.

Peluncuran buku yang santai dan informal ini dihadiri sejumlah praktisi media, akademisi, serta praktisi dan pengurus Perhumas Riau, antara lain Humas Universitas Islam Riau, Dr H Syafriadi, Dekan Fakuktas Komunikasi Umri Jayus, M.Ikom, Dosen Komunikasi UIN Asyari Abdullah, Anggota Dewan Pendidikan Riau Fendri Jaswir dan sejumlah pemimpin redaksi media di Pekanbaru.

Dalam kesempatan itu, Asmono mengatakan buku ini merupakan buah pemikiran sejumlah praktisi Humas, tokoh media, dan praktisi bisnis yang disampaikan dalam sejumlah webinar yang diselenggarakan MAW Talks, sebuah lembaga yang didirikannya selama masa pandemi Covid-19.

“Seperti yang dialami kita semua, pandemi covid-19 membuat ruang gerak saya terbatas. Selama beberapa bulan saya hanya bekerja di rumah. Dari sana saya mulai mengenal aplikasi pertemuan daring yang ternyata bermanfaat untuk membuat sejumlah diskusi,” jelasnya.

Lewat lembaga MAW Talks, Asmono kemudian menggelar secara rutin kegiatan diskusi dengan para praktisi Humas. Kegiatan itu ternyata mendapat respon positif dari masyarakat. “Dari situ saya berinisiatif untuk mengumpulkan materi-materi diskusi, menyuntingnya dan menjadikannya sebuah buku yang diberi judul “Public Relations 6.0: Hati, Reputasi, Pandemi”.

Ditambahkannya,  banyak tantangan berkomunikasi di masa pandemi seperti saat ini. Oleh sebab itu berkomunikasi kepada publik melalui pendekatan hati akan membuat efektivitas komunikasi di masa sulit seperti saat pandemi, menjadi jauh lebih kuat tercipta.

“Buku ini mungkin kurang tepat untuk dijadikan referensi akademis, karena memang lebih didasarkan pengalaman para praktisi kehumasan. Meski demikian saya berharap ada manfaat yang bisa diambil bagi siapa pun yang membacanya,” harap Asmono.

Sementara itu DR Syafriadi mengatakan buku PR 6.0: Hati, Reputasi, Pandemi, karya Asmoni Wikan tersebut cukup menarik karena ditulis berdasarkan pengalaman empiris.

Bahkan wartawan senior tersebut menyebut kalau buku tersebut bisa dijadikan sebagai referensi ilmiah, terutama untuk mahasiswa konsentrasinya public relations.  “Dari yang saya baca selintas buku ini murni pengalaman empiris penulis selama berkomunikasi di masa pandemi. Karena ini pengalaman empiris beliau maka banyak yang bisa dikupas,” kata Syafriadi.

Mantan Ketua Serikat Perusahaan Pers Riau ini menilai buku ini membuka paradigma baru bahwa public relations itu mahal. “PR bisa bernilai ekonomis, politis dan sosial.

Selama ini PR dalam struktur perusahaan masih dianggap sebelah mata. Padahal di balik itu, perusahaan bisa bangkrut kalau PR macet, dan bisa maju kalau PR bagus. Ini kalau dipahami manajemen perusahaan,” kata Syafriadi lagi.

Hal yang sama juga disampaikan M Jayus. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMRI tersebut mengatakan buku PR 6.0 ini sangat menarik dan perlu untuk dibaca, terutama para akademisi bidang komunikasi dan PR.

“Saya setuju dengan Pak Doktor Syafriadi, bahwa buku ini tetap bermanfaat bagi kalangan dosen dan mahasiswa walaupun tidak ditulis dengan teknik referensi ilmiah. Namun karena merupakan pemikiran para praktisi dan pakar kehumasan, tentu dapat dijadikan dasar untuk menganalisa fenomena kehumasan,” ujarnya. (rls)

 

Check Also

Ketum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang Buka Seminar PON : Gengsi atau Prestasi

Bandung– Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Zulmansyah Sekedang, resmi membuka seminar Evaluasi Pekan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *