Jumat , 26 April 2024

Hikmah Ramadan (3)

Musafir

 

Oleh: Khairul Amri
amrik4551@gmail.com

 

SAAT menjalankan ibadah puasa, bukan berarti aktivitas sehari-hari menjadi kendor. Berpuasa itu tidak lantas membuat kita jadi malas-malasan. Justru saat berpuasa produktivitas kerja bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Termasuk saat harus melakoni aktivitas kerja di luar kota. Ketika kita harus melakukan perjalanan jauh, misalnya, akan tetapi puasa yang sedang kita jalani tetap bisa kita jaga dan pertahankan. Mulai dari terbit fajar di ufuk timur hingga terbenamnya matahari di ufuk barat.

Seseorang yang sedang melakukan perjalanan jauh, secara harfiah diistilahkan dengan ‘musafir’. Biasanya dari satu kota ke kota yang lain. Biasanya lagi, menggunakan kendaraan baik darat, laut maupun udara. Berjalan di sini, kita artikan sebagai aktivitas seseorang berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi berikutnya.

Saat berpuasa, khususnya bagi seorang ‘musafir’, diberi keringanan atau mendapat dispensasi. Bukan saja puasa, salat lima waktu pun seperti itu. Kita mengenal istilah salat jamak, atau qasar. Inilah bentuk keringanan bagi seorang ‘musafir’.

Namun, khusus untuk puasa Ramadan, dalam Alquran sudah digariskan dengan jelas bahwa bagi yang berstatus ‘musafir’ diperolehkan berbuka puasa di siang Ramadan. Kewajiban setelah itu, adalah mengganti puasa tersebut di hari yang lain, di luar bulan Ramadan.

Inilah yang berat. Saat mengganti puasa Ramadan itu di luar bulan puasa. Ketika orang lain tidak berpuasa, justru kita harus puasa. Seberapa banyak puasa yang kita batalkan, maka sebanyak itu pula harus kita ganti.

Karena itulah, membatalkan puasa di bulan Ramadan, walau kita sedang dalam status ‘musafir’, selalu memunculkan karaguan. Padahal, sudah diberi keringanan, tetapi selalu tidak sampai membatalkan puasa. Lebih selalu berusaha agar puasa itu bisa dijaga. Sebab, menggantinya terasa cukup berat.

Saya sendiri merasakan itu. Saat harus ke luar kota, dalam suasana Ramadan ini, berkendara di siang hari dalam jarak yang cukup jauh, kadang timbul juga rasa ingin membatalkan puasa. Rasa ingin memanfaatkan keringanan yang diberikan. Tapi, ketika dipikirkan lagi, sulitnya nanti membayar puasa itu di luar Ramadan, selalu niat tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Begitulah sebenarnya puasa Ramadan ini menjaga kita. Hikmah Ramadan, benar-benar bisa kita rasakan. Karena tanpa sadar, sebenarnya kita sedang berjuang. Tak terasa, kita sebenarnya sedang melakukan usaha luar biasa. Bayangkan saja, dalam kondisi haus dan lapar, kerja-kerja yang kita lakukan harus tetap maksimal. Belum lagi godaan kiri dan kanan. Itu semua bisa kita lewati, karena kita sedang berpuasa.

Yakin puasa akan menjadikan tubuh kita sehat, itu juga salah satu sugesti pada minda (pikiran) kita, agar terus bertahan dalam kondisi haus dan lapar itu. Walau dalam status ‘musafir’ sekalipun. Karena saat kita tidak makan dan minum di siang hari, otomatis sistem metabolisme dalam tubuh kita akan bisa beristirahat.

Makanya tak heran, ilmu kedokteran pun mengakui, bahwa dengan berpuasa tubuh seseoang itu akan semakin sehat. Di dalam salah satu hadits Rasulullah pun ada anjuran; maka berpuasalah kamu, niscaya tubuh akan sehat. InshaaAllah.

Maka dari itu, melakukan perjalanan atau ‘musafir’ saat menjalani ibadah puasa Ramadan, tidak serta merta bisa jadi alasan buat kita untuk membatalkan puasa. Justru disaat itulah kita sedang diuji. Jika kita kuat dan tetap memelihara puasa, maka tentu kita akan lulus.

Prediket lulus tertinggi dari melaksanakan ibadah puasa itu, adalah menjadi manusia bertakwa. Ibadah puasa yang dikerjakan sepenuh hati, dengan keimanan dan penuh perhitungan otomatis dan sudah pasti akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang bertakwa kepada sang Khaliq. Subhanallah.

Semoga saja apapun yang kita kerjakan di dalam bulan Ramadan ini, terutama di siang hari saat berpuasa, akan menjadi penambah pahala bagi kita semua. Karena janji Allah SWT, bagi siapa saja yang melakukan amalan kebaikan di dalam bulan Ramadan, otomatis pahalanya pasti akan dilipatgandakan. **

Artikel ini sudah terbit di Koran Inforiau, Edisi Senin 18 April 2022

Check Also

Hadiri Halal Bi Halal HKR, Wabup Minta Seluruh Masyarakat Rohul Tingkatkan Kebersamaan Dan Persatuan

Rohul -Mengangkat Tema “Merajut Kebersamaan Meraih Kemenangan” Himpunan Keluarga Rokan Hulu (HKR )Pekan baru Provinsi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *