Jumat , 26 April 2024

Air Terjun Batu Dinding Pesona Semula Jadi di Tanjung Belit, Kampar

Update terkini, ramai sudah masyarakat Riau, terutama warga Kota Pekanbaru mengenal nama Batang Subayang. Sungai berair dangkal, deras dan jernih yang diapit jejeran perbukitan. Di tepian sungai itu, berjejer kampung-kampung lama. Bak negeri di atas awan nan indah lagi menawan.

Laporan FEDLI AZIS

SALAHSATU kampung yang dekat dengan objek wisata Batu Dinding itu bernama Tanjungbelit. Kampung yang bersahaja di tepian Sungai Subayang itu dihuni warga yang senantiasa menjaga adat dan adab. Baik pada diri sendiri, sesama warga, alam sekitar dan siapa saja yang datang untuk berdarmawisata.

Kali ini, untuk kesekian kalinya, penulis bertandang ke kampung itu. Namanya Kampung Tanjung Belit yang bersahaja, tenang dan menawar rasa nyaman. Kampung itu tercacak di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Selain memiliki alam nan asri, salahsatu objek wisata di kampung itu mulai ramai dikunjungi para wisatawan. Namanya Air Terjun Batu Dinding. Air Terjun bertingkat-tingkat itu terletak di ceruk rimba dan bisa ditempuh menggunankan kendaraan roda dua dan empat. Dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 15-20 menit saja.

“Sekarang, warga terutama para pemuda di kampung itu sudah mengelola objek wisata Batu Dinding. Bahkan di masa pandemi ini, sebulan mereka bisa mengumpulkan 50-an juta dari jasa ojek, parkir dan lainnya,” ungkap salah seorang pelaku dan penggagas event dan objek wisata asal Kampar Kiri, Dody Rasyid Amin, 17 Juli 2022 lalu.

Saat ini, akses menuju air terjun Batu Dinding terasa lebih ringan dibandingkan beberapa tahun lalu, saat penulis menempuhnya.

Sebagai ilustrasi; Dulu, saat penulis bertandang ke objek wisata ini masih berupa potensi. Air terjun bertingkat ini masing-masing tingginya 10 – 15 meter. Hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari perkampungan atau dari tepi sungai. Rutenya juga lebih cocok ditempuh oleh para petualang atau wisatawan minat khusus.

Iwel, salah seorang warga menceritakan, dulu jarak air terjun batu dinding ditempuh selama 45 menit dengan berjalan kaki. Ya, kurang-lebih dua hingga tiga kilometer saja. “Dekat saja lokasinya dari sini. Ya, kurang lebih satu jam setengah pulang dan pergi,”
kata Iwel dengan nada santai.

Saat ditempuh secara langsung, 2-3 kilometer itu terasa amat jauh. Selain rutenya masih berupa jalan setapak –khusus jalan warga penoreh getah– rute itu tidak dianjurkan bagi wisatawan, terutama membawa serta keluarga. Belum lagi, cerita-cerita yang tersiar, soal Harimau Sumatera yang kerap melintas disitu. Apalagi, kawasan Bukit Rimbang Baling itu merupakan konservasi Harimau Sumatera.

Check Also

Ratusan Petani Jambi dan Sumatera Barat Pelajari Kemitraan PTPN IV Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat

Gubernur Jambi Dr Al Haris diapit Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alamsyah, Direktur Produksi dan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *