Jumat , 3 Mei 2024

Hikmah Ramadan (5)

Mudik

Oleh: Khairul Amri
amrik4551@gmail.com

DUA tahun, mudik Idul Fitri dilarang pemerintah. Selama itu pula di antara kita, ada yang sama sekali tidak bisa pulang kampung. Ada juga yang menyempatkan diri pulang kampung, walau bukan saat lebaran. Tapi, jumlahnya pun sangat terbatas.

Ramadan 1443 H tahun ini seperti mendapat berkah. Hikmah Ramadan tahun ini benar-benar bisa dirasakan. Kalau dua tahun lalu, salat di malam-malam Ramadan pun kita harus di rumah, tapi Ramadan ini sudah tidak lagi dilarang salat di masjid-masjid. Alhamdulillah.

Begitu pun dengan mudik Idul Fitri. Pemerintah sudah mengaturnya dengan baik, dan sangat berhati-hati. Walau sudah diperbolehkan mudik lebaran, tetapi protokol kesehatan (prokes) masih wajib dipatuhi. Ingat! Tetap bermasker. Bagi yang belum vaksin booster, masih harus swab antigen atau PCR. Ini semua untuk ketertiban dan keselamatan kita juga. Ikuti saja dengan senang hati.

Data terakhir yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, jumlah pemudik tahun ini sangat fantastis, yakni mencapai 85,5 jt orang. Jumlah ini kalau kita konversi ke jumlah penduduk Indonesia, itu artinya hampir 40% penduduk Indonesia mudik ke kampung halamannya. Subhanallah, jumlah yang sangat membuat hati senang sekaligus berdecak kagum. Ramadan dan Idul Fitri ini benar-benar luar biasa, dan membawa berkah bagi seluruh umat.

Kenapa kita senang mudik? Apa pula urgensinya kita mudik? Seberapa besar pula keperluan kita untuk mudik, dan imbasnya kepada diri kita dan keluarga kita?

Bagi yang punya kampung halaman, pasti muncul kerinduan dalam hati. Apalagi di kampung masih ada keluarga menanti, atau orang tua yang masih hidup. Rasa ingin bersua. Rasa ingin bersama. Rasa yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Setahun sekali pula kita bisa bersama-sama. Wajar saja, hati selalu rindu ingin pulang kampung.

Terlebih, sudah dua tahun kita tidak bisa mudik Idul Fitri. Karena pandemi Covid-19 datang menghampiri. Mau tidak mau kita harus menahan rasa rindu kampung, rindu sanak keluarga. Nah, di raya tahun inilah rasa itu bisa kita curahkan. Apa lagi yang mau kita cari, selain rasa bahagia berkumpul bersama keluarga tercinta. MasyaAllah, Ramadan dan Idul Fitri benar-benar membuat senang hati.

Ada yang mudik dengan cara naik motor. Ada juga yang naik mobil pribadi, dan angkutan umum. Banyak pula yang jauh-jauh hari sudah memesan tiket pesawat dan tiket kereta. Angkutan laut pun ramai. Apapun itu ceritanya, semua bertujuan untuk melunasi rasa rindu kampung dan sanak keluarga di sana.

Ekonomi tentu berputar. Setiap kendaraan yang berlalu lalang di jalur mudik, sudah tentu harus isi BBM. Setiap kendaraan yang berhenti di tempat-tempat istirahat (rest area), tentu akan rehat makan dan minum. Setiap aktivitas itu, selama mudik berlangsung, disitu pula cuan-cuan (uang, red) berputar. Di sudut-sudut pemberhentian, bisa kita lihat senyum-senyum mengembang. Semua bahagia menyambut lebaran tahun ini.

Diri sendiri jadi senang dan bahagia. Begitu pun keluarga besar. Semua menikmati perjalanan mudik ini, walau kadang ada yang berdesakan dan antre. Ya, semua dinikmati dengan senyum bahagia. Dengan begitu, otomatis mudik akan membuat senang hati.

Walau begitu, jangan lupa berbagi. Selama perjalanan mudik, kadang ada saja yang berharap sesuatu dari kita. Saudara kita yang kadang tidak terlalu beruntung. Baik di pinggir jalan, maupun di tempat-tempat tertentu. Semua itu harus pula kita bantu. Itu pulalah seninya mudik. Kita bisa berbagi dengan sesama.

Intinya, selama proses mudik ini, mari kita berhati-hati. Selalu waspada. Niatkan mudik tahun ini, sebagai sarana untuk mempererat tali kekeluargaan yang silaturrahmi antar sesama. Terutama dengan keluarga besar di kampung halaman.

Waspada saat mudik. Bahagia sampai ke kampung. Dan, jangan lupa, saat balik lagi ke tempat asal daerah masing-masing harus pula aman dan lancar. InshaaAllah. **

Artikel ini sudah terbit di Koran Inforiau, Edisi Kamis 28 April 2022.

Check Also

PT Pujud Karya Sawit Serahkan CSR Tahun 2024 Untuk Warga Sekitar Pabrik

PUJUD- PT Pujud Karya Sawit (PKS),melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *