Plt Kadisnas Pekanbaru Dr H Ismardi Ilyas
PEKANBARU (khabarmetro.com)–Mulai Senin (16/11) besok, sekolah tatap muka resmi diterapkan di Kota Pekanbaru. Hanya untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan digelar sekali sepekan di tahap awal. Survei dilakukan ke tiap sekolah untuk memastikan kesiapan penerapannya.
Pada penerapan kebijakan ini, hanya setengah dari total keseluruhan SMP di Pekanbaru yang akan mulai menggelar sekolah tatap muka dengan setengah daya tampung normal. Pola ini bertahap akan menggantikan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah sembilan bulan berlangsung akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Dr Ismardi Ilyas kepada Riau Pos, Sabtu (14/11) mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei ke sekolah yang akan diterapkan sekolah tatap muka. ‘’Kami sudah turun survei ke lapangan. Sesuai SOP yang kami susun. Tadi (kemarin, red) ada yang belum siap, kami batalkan,’’ jelasnya.
Setidaknya, hingga Sabtu (14/11), 16 SMP yang didatangi tim survei dari Disdik Kota Pekanbaru sudah siap untuk menerapkan sekolah tatap muka. ‘’Sebagian besar sudah siap. Tadi (kemarin, red) sudah 16 sekolah siap,’’ imbuhnya.
Dalam penerapan sekolah tatap muka ini, sekolah harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Selain itu, ada pula pengaturan khusus di dalam kelas yang berbeda dengan saat sekolah sebelum pandemi. Di kelas jika biasanya ada empat baris meja, maka saat ini yang akan dipakai hanya dua baris.
‘’Lalu harus ada nama anak di situ. Yang juga boleh sekolah itu yang sudah ada surat pernyataan dari orang tuanya. Yang tidak itu tidak bisa (masuk, red). Kami harus tegas,’’ ungkapnya.
Kemudian, dibentuk panitia yang akan memantau penerapan protokol kesehatan di sekolah. ‘’Misalnya anak-anak permisi keluar kelas ke toilet, ada petugas yang mengantarnya. Jadi bukan guru kelas yang antar,’’ paparnya.
Selain tingkat SMP dan sekolah yang sudah ditunjuk, Disdik Kota Pekanbaru tidak memperbolehkan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka dahulu. Jika ada yang menerapkan tanpa izin, teguran akan diberikan. ‘’Di luar yang boleh itu, kalau masuk kita tegur. SMP baru separuh negeri yang boleh. Ini uji coba, kalau baik kita teruskan kalau buruk dihentikan,’’ tegasnya.
Dia kemudian menguraikan alasan mengapa sekolah tatap muka diterapkan di Kota Pekanbaru. “Ada beberapa mata pelajaran yang sulit memahami anak. Ini membantu PJ-nya. Kalau berhasil nanti kita angsur dua kali seminggu. Seminggu penerapan akan kita evaluasi. Kalau aman masuk seluruh SMP negeri dan swasta,’’ urainya.
Apakah kebijakan sekolah tatap muka SMP tidak menunggu tingkat pendidikan di atasnya seperti perguruan tinggi dan SMA menerapkan hal itu terlebih dahulu? ‘’Ini kebijakan. Itu kan kewenangan mereka juga. Yang penting persetujuan gugus tugas. Saya sudah konsultasi dengan dirjen di Jakarta. Jika memang diizinkan gugus tugas silakan. Saya ajukan ke wali kota, keluar surat izin itu. Makanya ini uji coba baru, perlu pengawasan ketat. Nanti juga ada tim untuk monitoring dan evaluasinya,’’ tuturnya. Di Inhu, Tunggu Rekomendasi Satgas Sementara itu, di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Inhu Kamaruzaman SSos MSi mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana penerapan belajar dengan pola tatap muka. “
Saat ini masih dilakukan belajar pola daring,” ucapnya. Pelaksanaan belajar mengajar pola tatap muka baru akan dilaksanakan setelah ada rekomendasi dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Inhu. “Bisa saja akibat kasus Covid-19 masih tinggi, makanya Satgas belum mengeluarkan rekomendasi,” tambahnya.(rpg)