Sabtu , 14 Desember 2024

Tingkatkan Pelayanan, Bangun Daerah Terisolir

Evaluasi Repol  untuk Catur di HUT Kampar ke-71

Wakil Ketua DPRD Kampar, Repol saat tampil berpidato belum lama ini.

BANGKINANG (khabarmetro.com)– Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kampar, Repol menilai, momen ulang tahun Kampar ke-71 tahun ini harus menjadi momen untuk mengevaluasi diri agar dapat terus lebih baik di semua bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi dan bidang pembangunan infrastruktur.

Kata Repol dari banyak bidang yang perlu ditingkatkan, yang terpenting bagaimana pemerintah mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebab fungsi pemerintah yang utama adalah melayani masyarakat.

Pertama, sebut Repol, pelayanan kesehatan. Pemerintah harus memastikan masyarakat terlayani kebutuhan kesehatannya. Baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun di tingkat puskesmas.

Menurut dia, hal terpenting dari peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat menurutnya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) atau para medis harus merubah mindset. “Mindset (pola pikir)-nya harus dirubah. Kita ini adalah pelayan,” ujar pria yang kini juga menjabat Ketua Partai Golkar Kampar itu, Kamis (4/2/2021).

Lanjut dia, petugas kesehatan harus pro aktif turun ke masyarakat memberikan pelayanan. “Para medis itu jangan menunggu, tapi harus jemput bola, siapa yang sakit kita obat,” ucapnya.

Repol juga menekankan pentingnya pemerintah memberi penghargaan pada tenaga medis yang berdedikasi tinggi dalam melayani. Bagi petugas yang memberikan pelayanan terbaik harus diberi reward (penghargaan) yang pantas, agar mereka bisa terus meningkatkan pelayanannya.

Pelayanan terpenting yang harus diperbaiki berikutnya, menurut ayah empat anak adalah soal pelayanan pendidikan. Dia tidak ingin ada anak anak Kampar yang tidak bisa sekolah karena faktor biaya. Pemerintah harus betul-betul memfasilitasi anak-anak Kampar supaya dapat menempuh pendidikan bahkan hingga ke jenjang kuliyah.

“Difasilitasi betul anak-anak Kampar, jika perlu dibantu sampai kuliyah,” ujar dia.

Dikatakannya, saat ini di Kampar telah ada universitas yang kualitasnya tidak kalah dengan universitas-universitas yang ada di luar daerah. “Kita punya UP (Universitas Pahlawan) sangat bagus,” tuturnya.

Selain itu, untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan kepada anak daerah, Repol meminta Pemda memperbaiki kondisi ruang-ruang belajar. Termasuk terus meningkatkan mutu SDM dan tenaga pendidik yang kita punya.

“Ruang belajar yang belum maksimal kita maksimalkan, SDM yang belum maksimal kita tingkatkan,” ucap Repol.

Kemudian dia juga menyorot masih belum maksimalnya pelayanan Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Kata dia, pelayanan Capil itu harus semakin baik. Petugas harus memberikan pelayanan dengan sistim jemput bola ke bawah. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke kota Bangkinang hanya untuk mengurus satu dokumen kependudukan.

“Jauh masyarakat kita ke Bangkinang, sehari tidak selesai, besok mereka balik lagi, luar bisa perjuangannya, cukup menyita waktu,” ungkapnya.

Oleh karena itu, politisi yang akrab disapa Ocu ini meminta Disdukcapil untuk memperbanyak mobil-mobil pelayanan keliling agar warga mudah mengakses pelayanan di bidang pengurusan dokumen kependudukan.

“Kita perbanyak mobil pelayanan keliling. Kita dekatkan pelayan ke masyarakat, ke kantor camat. Di pasar-pasar ada standby petugas yang melayani, di tempat keramaian kita standby-kan petugas pelayanan,” sebutnya.

Repol mengatakan banyak petugas yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan pelayanan. Meski begitu, kita juga harus mengakui masih ada oknum-oknum yang masih bermain mempersulit masyarakat.

“Masih ada yang mindset-nya
belum berubah. masih ada oknum-oknum yang bermain,” ungkap dia.

Bidang keempat yang masih perlu diperbaiki kata Repol, ialah pelayanan di bidang perizinan. “Kita berbeda polanya dengan Pekanbaru, di Pekanbaru itu cepat, biayanya juga murah. Kita masih banyak pintu, padahal namanya pelayanan satu pintu,” ucapnya.

Mestinya, lanjut Repol, pelayanan satu pintu itu segala urusan bisa selesai di satu gedung. Masyarakat tidak perlu lagi pergi ke instansi-instansi lain. Nyatanya kata Repol, pelayanan satu pintu kita masih belum seperti itu. Masyarakat masih harus datang ke PUPR untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Masih datang ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bila urusan menyangkut dengan izin lingkungan, masyarakat masih mesti datang ke Dinas Perkebunan bila menyangkut urusan perkebunan. Mestinya harap Repol, ada petugas perwakilan dinas-dinas itu standby di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Kata Repol, untuk mengurus suatu izin masyarakat tidak perlu lagi terlalu banyak bertatap muka dengan petugas, “Kita tidak mesti jumpa orangnya, masukkan dokumen pintu A, lalu keluar di pintu B. Apa yang kurang nanti dihubungi oleh petugas agar dilengkapi syarat yang masih diperlukan.

Repol menekankan, soal pembangunan yang ideal itu adalah menata kota membangun desa. “Nyatanya, kotanya belum tertata, desa masih tertinggal. Bangunlah yang terisolir dan tata kotanya. Saya sudah 16 tahun tinggal di Bangkinang ini, belum ada perubahan yang signifikan.

Soal ekonomi, mantan Ketua BEM IAIN Susqo Riau ini memandang, bagaimana memaksimalkan anggaran untuk bidang ekonomi. Misalnya ada masyarakat punya produk tapi kalau tidak dibantu pemasarannya, akhirnya produk itu terpaksa dikonsumsi sendiri, kalau tak habis, dibuang.

Untuk itu, pemerintah terang Repol, daerah harus punya andil membuka jalan pemasaran bagi produk masyarakat. Kita bisa belajar dari Gorontalo. Di sana, pemda menjamin harga jagung, bila harga jatuh, maka pemda membeli bagaimana petani tidak rugi. Umpanya harga jatuh 4 ribu, maka dibeli oleh pemda seharga 6 ribu sebelum dijual kembali ke pasar.

“Pemda harus terlibat membantu di sisi pemasaran, itu penting,” kata dia.

Repol juga meminta bupati betul-betul dapat mengevaluasi capaian programnya yang telah dijalankan selama 4 tahun memimpin.

“Saya sudah sampaikan, bupati punya visi misi. Ibarat berjalan 5 tahun, saya harus sampai ke Pekanbaru. Ini sudah masuk tahun keempat. Ibarat berjalan ke Pekanbaru, sudah sampai mana. Sudah sampai Danau atau masih di Airtiris. Visi-misinya jelas infrastruktur, tolong upayakan prioritaskan pembangunan wilayah yang terisolir,” beber Repol lagi.

Repol mangaku sudah mengingatkan, bahwa bupati memiliki program yang tertuang dalam visi-misinya soal pembangunan infrastruktur terutama di daerah-daerah terisolir di daerah pinggiran Kampar yang harus dituntaskan.
“Kemarin di Komisi IV saya sampaikan, kalian mau aspal kota Bangkinang, aspal gak papa, bagus. Tapi jangan lupa yang terutama itu yang terisolir dulu yang dibangun. Boleh mempercantik kota, boleh. Tapi tetap upayakan dalam kontek infrastruktur itu adalah adalah membangunan yang terisolir,” ucap Repol.

Menurutnya, kota Bangkinang ini tidak mendesak diaspal karena aspal umumnya masih bagus. “ini pikiran saya, aspal nanti lah. Tata saja dulu taman-tamannya. Aspal desa-desa yang terisolir. Atau kalaupun tidak diaspal mungkin dibes dulu. Sehingga tidak ada lagi jalan masyarakat yang rusak, yang berlumpur,” tuturnya.

“Nanti kalau desanya sudah maju, tidak ada lagi yang terisolir, barulah aspal kota Bangkinang ini. Dipercantik ditambah aspalnya,” sambungnya lagi.

Dia juga mengingatkan semakin menipisnya waktu Catur untuk menggesa pembangunan jelang masa periode jabatannya habis pada Mei 2022 mendatang.

“Ya, tidak ada lagi kesempatan, 2021 ini beloh dikatakan tahun terakhirnya, masa jabatan dalam kontek anggaran, ya. Karena di 2022 habis di bulan Mei,” imbuhnya.

Soal proses penyelenggaran proyek pembangunan, Repol menilai Pemda Kampar selalu lalai. Pemda disebut selalu terlambat dalam melelang proyek pembangunan, “Harusnya proyek cepat dilelang, ini soal kepentingan saja sebetulnya,” ucapnya.

“Harusnya proyek ini sudah mulai, Januari mulailah lelang. Ini lelang terlambat terus terus terlambat. Di akhir tahun barulah sibuk sibuk mengejar pengerjaan itu biar selesai. Soal itu selalu kita kita ingatkan. Tapi Ndak pernah dirubah. Kampar ini. Yang nggak lelang, kerjakan cepat. Orang butuh kan. Masyarakat butuh cepat dikerjakan agar ekonomi berputar. Harusnya kita mulai Januari sehingga lebaran itu ekonomi berputar,” terang suami Rani Khaerani S. Pd MM, ini.

Repol lalu menambahkan, “Kalau mulainya bulan Mei, Juni, Juli, Agustus dan September, sudah lewat lebarannya. Maka ekonomi terlambat berputar. Pembangunan itu berdampak secara ekonomi, maka segeralah lakukan pekerjaan.”

Repol menutup penjabarannya dengan mengatakan, “Kalau cepat dikerjakan cepat pula selesai, cepat pula masyarakat menikmati pembangunan tersebut. Ini Ndak, proyek baru dikerjakan musim hujan. Jadinya kurang maksimal. Ini di awal harusnya. Biar kontraktor punya waktu panjang bekerja. Jangan sampai terdesak terus. Sehingga dampaknya, hasil pekerjaan pun terkesan asal-asalan.” (naz)

Check Also

Hattrick! Dirut PLN Darmawan Prasodjo Kembali Dinobatkan Jadi CEO Of The Year 2024

Jakarta – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai CEO of The …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *