Jumat , 29 Maret 2024

Polemik Pengelolaan Pasar Bawah Pekanbaru, Pedagang Merasa Tertipu

APPSI Minta Disperindag Tegas dan Pj Wako Jangan Tandatangani Kontrak Pengelola Baru

Ketua Komisariat Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Pasar Bawah, Zen bersama pengurus.

PEKANBARU (Khabarmetro.com)- Situasi para pedagang pasar bawah Kota Pekanbaru kian memanas, ratusan pedagang mengakui telah tertipu dan merasa dipermainkan oleh pihak pengelola, yakni PT Dalena Pratama Indah (PT DPI). Selasa, 23/08/2022.

Sebagaimana dipaparkan oleh Ketua Komisariat Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Pasar Bawah, Zen, pihaknya mengaku kecewa dengan PT DPI. “Inilah kondisi Pasar Bawah yang sebenarnya. Terimakasih telah mau berkunjung meliput keadaan Pasar Bawah ini. Jika mau jujur, kami sangat kecewa melihat PT Dalena Pratama Indonesia (DPI), yang tidak becus mengelola pasar ini, sehingga penuh dengan masalah. Tidak ada perawatan, kumuh, akses seperti eskalator, tangga, plafon, semuanya bermasalah dan dibiarkan rusak. Inilah faktanya,” sebut Zen, kepada awak media, yang meliput.

Menurut Zen, yang didampingi oleh sejumlah pedagang Pasar Bawah lainnya, ratusan pedagang pasar di aset wisata Pasar Bawah itu kini merasa dipermainkan oleh PT DPI, dengan mengubah jangka waktu masa kontrak, yang seharusnya berakhir pada tahun 2023, diubah menjadi tahun 2022.

“Selain masalah-masalah tadi, hal krusial pun terjadi di sini, yakni masa berlaku dari Kartu Tanda Bukti Hak Kepemilikan (KTBHK) pedagang terhadap kios, yang seharusnya berlaku hingga tahun 2023, telah diubah secara sepihak oleh pihak pengelola pasar bawah, yakni oleh PT Dalena Pratama Indonesia menjadi tahun 2022. Jelas ini merugikan ratusan pedagang Pasar bawah,” ujar Zen.

Kondisi toilet.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Komisariat APPSI Pasar Bawah, Ferdi Rama Artha. Melihat kenyataan sejumlah permasalahan Pasar Bawah, Ferdi mengungkapkan, bahwa pihaknya saat ini sedang dalam kondisi galau, berhubung, pihak pengelola, pasca berakhirnya masa kontrak perjanjian PT Dalena dengan Pemko Pekanbaru, membuat status pedagang menjadi tidak jelas.

“Kita tidak tahu, bingung jadinya, siapa yang mengelola pasar ini sekarang. Lalu nasib kami pedagang pasar pun saat ini terombang-ambing. Apakah kami masih terdaftar sebagai pedagang disini atau sudah ada yang baru, dan kabarnya, pihak pengelola yang lama sudah melakukan proses jual sewa lapak ini sebesar Rp 600 juta kepada pedagang lain, sementara kami semua tidak pernah diberitahu. Inilah yang kami risaukan bagaimana jadinya kami,” katanya.

Disisi lain, beberapa waktu lalu seorang anggota DPRD Pekanbaru, Dapot Sinaga, memberikan pernyataannya di media, agar Pj Walikota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP, segera menandatangani perjanjian kerja sama dengan pengelola yang baru, hasil tender oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Hal ini langsung disambut geram oleh para pedagang Pasar Bawah, dengan mengatakan, bahwa Dewan tersebut asal ngomong tanpa fakta.

“Kasihanlah kepada pedagang, sejak kapan bapak dewan pernah turun dan bertanya kepada kami sebagai pedagang aktif dan mempunyai surat resmi akte jual beli dan KTBHK yang masih berlaku sampai tahun 2023. Seharusnya Bapak Dapot Sinaga lihat dan saksikan langsung ke lapangan dan dengarkan suara kami warga disini. Jangan asal bicara tanpa data dan fakta, kami yang merasakan sakit disini, sebagai Dewan harusnya bela hak rakyat, bukan membela pengelola,” lanjut Ferdi.

Kondisi eskalator. 

Ketua Komisariat APPSI Pasar bawah, Zen, juga tak lupa menyampaikan, Disperindag harus tegas memperjelas nasib pedagang, dan tegas akan menolak pengelola yang baru, PT. Ali Akbar Sejahtera, dengan alasan, bahwa pemenang tender baru itu hanya akal-akalan, dan masih pemilik yang sama dengan PT Dalena Pratama Indonesia.

“Apapun yang terjadi kami tolak PT Ali Akbar Sejahtera. Itu proses tender akal-akalan, penuh intrik, hanya ganti casing, dan masih pemilik yang sama dengan PT Dalena, dan dikendalikan oleh orang yang sama pulak. Kami minta Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun, jangan sampai menandatangani kontrak perjanjian kerja sama. Ini warning penting dari kami. Akan ada aksi-aksi demo secara terus menerus, jika itu dilakukan. Kami ingin pengelola yang profesional dan bertanggung jawab atas pengelolaan yang baik dan benar terhadap aset wisata Pasar Bawah, Kota Pekanbaru,” ujar Zen menambahkan.

Seperti diketahui, Pasar Bawah, adalah aset wisata Pemko Pekanbaru, yang menurut peruntukannya, semestinya pasar ini merupakan pusat perbelanjaan tradisional, dan menjadi tempat tujuan belanja para pengunjung wisawatan Kota Pekanbaru. Sehingga pasar ini menjadi ikon dan pusat industri kerajinan tangan warga Pekanbaru. Artinya, pasar ini adalah bukan sekedar pasar biasa, layaknya pasar Kodim atau pasar Ramayana, yang ada di Kota Pekanbaru.

Namun kenyataanya, kondisi pasar wisata yang ril saat ini, sangat memprihatinkan. Pasar yang seharusnya terpelihara dan terawat, kini ibarat barang rongsokan, yang tidak terurus dan terkesan kumuh di bagian-bagian tertentu pasar itu, seperti pada eskalator, tangga, plafon. Bahkan areal basement yang seharusnya untuk parkir pengunjung, pun sudah berubah jadi kios/lapak, dan musalla, beralih fungsi jadi kios. (Km1/irg)

Check Also

Menang Perolehan Suara Pileg 2024, Golkar Riau Tatap Kemenangan Pilkada November

Buka Puasa Bersama, Sekaligus Syukuran Ketua DPD I Golkar Riau Drs H Syamsuar saat memberi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot online link slot gacor slot gacor resmi