dr. Ifie, Direktur RSUD Bangkinang
BANGKINANG (Khabarmetro.com)– Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, dr. Asmara Fitrah Abadi, menyebut cashflow (laporan arus kas) RS saat ini sedang terbebani. Beban ini disebabkan oleh menunggaknya klaim Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dari pemerintah daerah sebesar 7 miliar terhitung sejak 2019 hingga kini.
“Sampai kini tidak terbayarkan, dan itu kan berpengaruh terhadap cashflow rumah sakit. Karna kan kita tidak pernah menolak pasien terutama warga miskin berobat,” ungkap pria yang akrab disapa Ifie ini.
Kata Ifie, pelayanan pasien itu memerlukan biaya obat dan biaya membeli barang habis pakai. Dan keperluan itu yang cukup besar. “Di tahun 2020 ada dibayarkan sekitar 800 jutaan saja,” beber Imbuh Ifie.
Ifie mengungkapkan, pembiayan BPJS adalah pembiayaan paling lancar di RSUD. BPJS itu ada dua, ada yang mandiri, ada yang dari program JKS KIN yang ditanggung pemerintah pusat. Sementara pembiayaan untuk Jamkesda katanya, ditanggung oleh pemerintah kabupaten melalui dinas kesehatan. “Pembayaran itulah yang bermasalah saat ini,” ujar Ifie, kepada wartawan, Kamis 22 April 2021.
Meski tunggakan Jamkesda “menggunung”, Ifie memastikan tidak akan menolak warga miskin yang berobat. Sebab katanya, memberikan pelayanan kesehatan bagi semua warga terutama warga miskin adalah kewajiban pemerintah. “Pelayanan tidak terganggu, pelayanan wajib terus,” sambung Ifie.
Untuk mencari solusi terhadap persoalan ini, Ifie mengaku telah menjalin komunikasi dengan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
“Kemarin ada saya WA beliau (Plt. Kadiskes), saya minta Jamkesda itu diprioritaskan. Katanya di ABD P ini akan dicarikan solusi tunggakan ini,” imbuh Ifei.
Ifie menyebut tidak bisa menyalahkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan saat ini atas tunggakan Jamkesda. Sebab, sebut Ifie, yang bersangkutan juga baru duduk pada jabatan itu. (naz)