SPS Cabang Riau Bertamu ke LPM Unilak
Awak Redaksi LPM Visi Unilak usai pertemuan dengan Ketua SPS Riau Khairul Amri (dua kiri) dan Bendahara H Maskur (kanan), Kamis (19/8/2021).
PEKANBARU (Khabarmetro.com)- Setelah sempat vakum terbit selama 4 tahun, terakhir terbit pada 2017 lalu, kini media kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Visi, ingin kembali eksis.
Hal itu disampaikan Rama Marantika selaku Pimpinan Umum Visi, Kamis (19/8/2021) saat menerima kunjungan pengurus Serikat Perusahaan Pers (SPS) Cabang Riau di ruang redaksi Visi di Kampus Unilak, Rumbai.
Usai bertemu sekitar 2 jam, para awak Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Visi itu akhirnya termotivasi untuk kembali eksis. Tekad Rama dan awak redaksi, sebelum habis masa jabatan di Oktober 2021 mendatang, mereka akan berupaya menerbitkan Visi.
“Setidaknya ada yang dikenang dari masa kepemimpinan ini,” tekad Rama, disambut senang oleh pengurus SPS Riau.
Seperti diketahui, LPM Visi Unilak, adalah media kampus ke-4 yang dikunjungi SPS Cabang Riau. Yang ikut hadir, Ketua SPS Khairul Amri, Bendahara H Maskur, dan Sekretaris Eksekutif Ulvia Rahmadani. Sedangkan dari Visi, Rama Marantika, Anggraini Bahri selaku Pemimpin Redaksi, dan Amartya Auspicy Redaktur Pelaksana dan reporter.
Di awal pertemuan, Khairul menyampaikan kepada rekan-rekan Visi bahwa tujuan kunjungan itu, adalah untuk menjalankan amanah organisasi. Salah satunya, yaitu upaya SPS untuk membimbing media-media yang ada di kampus, yang diamini oleh H Maskur.
Obrolan santai dibuka dengan kendala yang dialami LPM Visi dalam menerbitkan berita baik cetak maupun online. Media cetak Visi terakhir terbit pada 2017, sedangkan media online-nya pun seakan mati suri karena website-nya terpaksa diganti karena adanya kendala teknis. Website terbaru: lpmvisi.unilak.ac.id baru menerbitkan dua berita, yaitu pada Desember 2020 dan Maret 2021.
“Kami terkendala SDM, karena pandemi Covid-19 reporter kami pada pulang kampung, jadinya tidak bisa membuat berita. Padahal sudah diberikan akses ke website agar bisa menerbitkan berita 1-2 berita saja selama di kampung,” jelas Rama.
Hal ini ditanggapi H Maskur, bahwa hal itu bukanlah kendala yang besar, tapi memang kurangnya motivasi sehingga sulit untuk membuat berita. Ia juga menambahkan, jika kendala karena biaya cetak, hal itu pun juga bisa dicari solusinya karena di Unilak pasti banyak orang-orang sukses. Mereka tentu bisa dijadikan sumber dana dengan membuat profil prestasinya.
Khairul pun menyebutkan, semua media saat ini memang mengalami kesulitan, termasuk media-media besar. Tapi harus tetap semangat untuk tetap terbit. Kuncinya kemauan, di mana ada kemauan pasti ada jalan.
Di kesempatan ini, Rama menambahkan, ada juga kekhawatiran rekan-rekan Visi membuat berita miring mengenai kampus. Ditakutkan pihak kampus akan menjadi tidak senang, jika ada berita yang menyudutkan.
Menurut Khairul, soal berita di kampus, tidak harus menyudutkan. “Menulis berita itu harus ada angle-nya,” ucap Khairul. Ia menambahkan, satu masalah bisa ditulis menjadi beberapa angle berita. Agar berita tidak menyinggung dan tepat sasaran, berita yang tadinya negatif bisa kita ubah menjadi berita yang positif. Selain itu, sebelum berita dinaikkan/diterbitkan bisa dikonfirmasi terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.
Selain itu, Khairul mengatakan bahwa media kampus tidak boleh mati, karena media itu pilar ke-4 demokrasi. Jika pers kampus mati, maka tidak ada yang akan mengawal jalannya aktivitas di kampus.
H Maskur juga memotivasi. Kata dia, Visi harus tetap terbit. Jika tidak bisa empat kali setahun, bisa diterbitkan dua kali setahun. “Uang Rp10 juta misal, bagi orang Unilak itu sedikit karena pasti di banyak orang-orang sukses,” ujar H Maskur.
“Semua pasti ada jalannya. Jangan pula menjadi buta dalam terang, dan sepi dalam keramaian,” kelakar Khairul yang disambut gelak tawa oleh rekan-rekan LPM Visi.
Di akhir pertemuan, pengurus SPS Cabang Riau dan LPM Visi melakukan foto bersama sebagai motivasi untuk terus berkarya. (km1/rls)