Jumat , 19 April 2024

Masyarakat Sipil Nyatakan Kearifan Lokal sebagai Kekuatan Indonesia untuk Membangun Resiliensi Berkelanjutan yang Inklusif

Nusa Dua (khabarmetro.com) – Sebagai negara yang rawan mengalami bencana, Indonesia memiliki kearifan lokal yang menguatkan masyarakat sipil secara turun-temurun untuk membangun resiliensi berkelanjutan yang inklusif. Hal ini disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 dalam Konferensi Pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Jumat (27/5) hari ini.

“Resiliensi adalah bagian dari jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, dan itu terbukti dalam berbagai pengalaman bencana, termasuk pandemi COVID-19. Maka, kami sangat yakin bahwa kearifan lokal merupakan modalitas yang harus terus dikembangkan, termasuk dalam penanganan pandemi,” ungkap Arshinta, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Kemanusiaan, Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) Emergency Unit.

Dari generasi ke generasi, kearifan lokal menjadi bekal masyarakat di tingkat komunitas untuk mengembangkan ketangguhan dalam situasi bencana, contohnya prinsip gotong royong. Warisan budaya ini selaras dengan konsep resiliensi berkelanjutan, yang
diperkenalkan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan GPDRR 2022, Rabu (25/5) lalu, dan diharapkan dapat diadopsi secara global.

Salah satu prioritas dalam membangun resiliensi berkelanjutan adalah memperkuat budaya siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana. Prioritas ini perlu didorong dengan membawa hasil diskusi dan rekomendasi dari GPDRR 2022 sebagai komitmen bersama, khususnya demi mendukung Presidensi G20 Indonesiasepanjang 2022.

“Masyarakat sipil dapat berkontribusi dalam hal pengalaman dan pemikiran, untuk dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan berbasis-bukti sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia,” papar Avianto Amri, Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

Sementara itu, pelibatan masyarakat sipil dalam pengurangan risiko bencana adalah mutlak, karena merekalah pihak yang kelak paling terdampak. Ini termasuk kelompok-kelompok berisiko (at risk groups) di dalamnya seperti anak-anak, pemuda, perempuan, dan orang dengan disabilitas. Di sisi lain, masyarakat pulalah yang akan menjadi garda terdepan dalam aktivitas respon bencana.

Aspirasi mereka harus didengar, direspon dan diserap untuk menjadi dasar perumusan kebijakan, sehingga mampu memunculkan inisiatif untuk membangun kemitraan dan kolaborasi dalam memperkuat ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana,” ujar M. Ali Yusuf, Ketua Humanitarian Forum Indonesia.

Hal ini senada dengan semangat Delegasi Anak dan Pemuda Indonesia untuk GPDRR 2022. Hari ini, dalam sesi tematik 12 bertajuk Cooperation Across Borders for Strengthened Capacity and Action (Target F), mereka membawa serta Pernyataan Anak-anak dan Pemuda Indonesia, yang menuntut “partisipasi inklusif untuk resiliensi berkelanjutan.”

“Dalam pernyataan tersebut, kami menyampaikan komitmen dan usaha proaktif yang dilakukan untuk meningkatkan resiliensi, antara lain dengan peningkatan sinergi dan
kontribusi, dan advokasi dalam upaya pengurangan risiko bencana,” tutur Tinitis Rinowati, salah satu Delegasi Anak dan Pemuda Indonesia, yang juga bagian dari U-INSPIRE Indonesia.

Selain di ruang konferensi pers, suara masyarakat sipil hadir di GPDRR 2022 di berbagai arena. Salah satunya Rumah Resiliensi Indonesia, yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Senin (23/5) lalu. Sejumlah anggota Koalisi Masyarakat Sipil masih akan berbagi seputar membangun resiliensi di tingkat komunitas di panggung Rumah Resiliensi Indonesia hari ini dan esok. Ada Yayasan SHEEP Indonesia pada pukul 14.00 WITA siang ini, disusul besok oleh U-INSPIRE Indonesia pada pukul 09.00 WITA dan Wahana Visi Indonesia pada pukul 09.30 WITA. Saksikan mereka secara langsung di Bali Collection,
kawasan BNDCC, atau secara daring melalui siaran live streaming di kanal YouTube BNPB Indonesia.

Tentang Koalisi Masyarakat Sipil untuk GPDRR

Koalisi Masyarakat Sipil Untuk GPDRR adalah upaya bersama untuk menggemakan dan memperluas pelibatan masyarakat di GPDRR 2022. Koalisi beranggotakan Asia Pacific Alliance for Disaster Management (APADM), DisasterChannel.co, Dompet Dhuafa, Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Yogyakarta (FPRB DIY), Global Network of Civil Society Organisations for Disaster Reduction (GNDR), Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), OXFAM, Platform Nasional Pengurangan Resiko Bencana Indonesia (Planas PRB), Preparedness for Disaster Toolkit (PREDIKT), Pujiono Centre, Resilience Development Initiative (RDI), SiagaBencana.com, U-Inspire Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum-Emergency Unit (YAKKUM-YEU), Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA)-ActionAid, Yayasan SHEEP Indonesia, dan Yayasan Skala Indonesia. Terkait dengan upaya di atas, Jejaring Forum PRB di 20 wilayah di Indonesia, Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK), Aliansi Pembangunan dan Kemanusian Indonesia (APKI), para Relawan Penanggulangan Bencana Indonesia, dan Masyarakat Sipil di G-20, bekerja sama dengan pemerintah, badan-badan PBB, lembaga donor, dan mitra internasional yang ada di Indonesia, membangun Rumah Resiliensi Indonesia di wahana GPDRR 2022 di Bali. (rls)

Check Also

Region Head PTPN IV Regional III: Hari Kemenangan untuk Perkuat Perbaikan

Region Head PTPN IV PalmCo Regional III Rurianto berpesan kepada segenap insan perusahaan agar menjadikan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot thailand slot gacor resmi demo slot