BENGKALIS (Khabarmetro.com)– Stunting merupakan hal yang saat ini sedang digencar-gencarkan pencegahannya oleh pemerintah Indonesia karena stunting merupakan masalah gizi kronis yang menyerang pertumbuhan tubuh dan otak pada anak balita (dibawah 5 tahun). Stunting menyebabkan anak mengalami kondisi gagal pertumbuhan sehingga anak tumbuh lebih lambat. Akibatnya, perawakan anak menjadi lebih pendek dari anak normal seusianya (kerdil) dan memiliki keterlambatan dalam berfikir.
Masalah stunting ini adalah masalah yang sangat kompleks dimasyarakat karena penyebab stunting ini berasal dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering diabaikan oleh masyarakat, seperti sanitasi yang buruk, pola makan yang buruk, sampai pola asuhnya. Sehingga membutuhkan peran setiap lapisan masyarakat dan kelompok masyarakat, termasuk Tim Penggerak PKK dari tingkat provinsi sampai tingkat desa.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ibu Zubaidah selaku Wakil Ketua I TP PKK Pare Desa Teluk Latak saat membahas sosialisasi pencegahan stunting bersama DEwi mahasiswa Kukerta Integrasi Abdimas UNRI selaku penanggungjawab acara sosialisasi dengan tema “Cegah Stunting Itu Penting dengan Kenali Tanda-Tanda Stunting” pada Sabtu (17/04/2021) di gedung Posyandu Pare Desa Teluk Latak Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.
“Program Pencegahan dan Pengentasan Stunting saat ini masuk dalam pokja 4 di TP PKK yaitu subtema kesehatan yang digerakkan langsung oleh kader posyandu dengan kegiatan PMT (Pemberian Makan Tambahan) yang rutin dilakukan tiap bulannya, Hal ini untuk mencegah stunting pada anak-anak, karena kegiatan posyandu itu sendiri adalah kegiatan yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan anak seperti memantau berat badan dan memantau tinggi badan anak termasuk juga memantau perkembangan anak yang di naungi oleh kelompok BKB ( Bina Keluarga Balita)”. Ujar Bu Zubaidah
Istilah stunting memang masih asing didengar oleh telinga sebagian masyarakat Indonesia, sehingga pengetahuan tentang istilah baru ini memang masih simpang siur Inilah yang menjadi salah satu penyebab semakin tingginya angka stunting di Indonesia.
Padahal stunting ini adalah masalah yang sangat berdampak pada generasi emas yang akan datang, dari sinilah mahasiswa Kukerta Integrasi Abdimas UNRI 2021 berinisatif untuk mensosialisasikan pencegahan stunting dengan membagikan brosur selebaran kepada kader posyandu dan ibu-ibu balita, tujuannya yaitu supaya pengetahuan akan stunting ini bisa terus disimpan dan diingat dalam bentuk teks dan tidak hanya dalam bentuk kalimat yang didengar. Sehingga sewaktu-waku jika lupa bisa membaca kembali brosur yang telah diberikan
“Selama ini pencegahan stunting biasanya berupa sosialisasi secara langsung dengan mengumpulkan ibu-ibu balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di suatu tempat dan mendatangkan tenaga kesehatan dari dinas kesehatan untuk memberikan edukasi secara lisan tentang stunting dan bahayanya. Dengan cara seperti ini, kebanyakan peserta akan mengingatnya hanya sesaat setelah kegiatan tersebut berlangsung, belum lagi saat acara berlangsung, ibu-ibu sibuk dengan anaknya, dan lain sebagainya, jadi informasi yang diterima tidak sepenuhnya didapatkan. Hal seperti inilah yang bisa membuat salah pengertian tentang stunting, padahal stunting merupakan masalah yang serius, untuk itu kami dari mahasiswa Kukerta Integrasi Abdimas UNRI berinisiatif mengubah cara sosialisasi masalah ini dengan membagikan selebaran tentang tanda-tanda stunting dan pencegahannya”. Ujar Dewi selaku penanggung jawab acara sosialisasi Pencegahan Stunting.
Ibu Zubaidah merespon positif dan mengapresiasi gaya sosialisasi stunting yang dibuat mahasiswa Kukerta UNRI 2021 “kami mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa karena telah membagikan brosur selebaran ini, baik kepada kader posyandu, maupun orang tua balita. Yang mana adanya brosur ini nantinya orang tua balita bisa membaca dan mengenali apa itu stunting dan pencegahannya”
Sosialisasi dalam bentuk pembagian brosur pencegahan stunting ini dianggap efektif dan menarik, selain brosur ini bisa dibaca kapan saja, brosur juga ringkas, jelas dan tepat sasaran sehingga orangtua tidak perlu mengabiskan banyak waktunya untuk memahami masalah stunting dan pencegahannya.
Ibu Zubaidah menambahkan “Pembagian brosur ini bisa dikatakan efektif dalam mencegah stunting.
Jika brosur ini memang dimanfaatkan dan dibaca oleh orangtua balita dimana saja contohnya dirumah, justru lebih baik karena mungkin jika sosialisasi sekilas, setelah pulang dari tempat sosialisai, informasi yang didapatkan bisa hilang karena sudah lupa. Sebab peserta hanya mengandalkan daya ingat. Tetapi jika menggunakan brosur ini sampai dirumah mungkin bisa ditempel di dinding. Selain itu, edukasi ini pun bisa tersampaikan bagi semua orang yang bisa baca baik itu remaja, ibu muda, ibu hamil dan kalangan lainnya.
“Harapan kita kedepannya semoga dengan pengetahuan orang tua yang tinggi tentang stunting, menjadikan Desa Teluk Latak “Nol” kasus stunting. Walaupun mungkin latar belakang pendidikannya tidak begitu, tetapi dengan membaca brosur ini (brosur pencegahan stunting) atau mungkin lewat media lainnya seperti media sosial, hp dan sebagainya bisa menambah wawasan masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting”. Imbuh lagi Bu Zubaidah selaku Wakil I TP PKK Desa Teluk Latak. (rls)