BENGKALIS (Khabarmetro.com) – Dilatarbelakangi oleh keberadaan tanaman mangrove yang mudah dijumpai namun jarang diolah di Desa Teluk Latak, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang melaksanakan Kukerta Integrasi Abdimas di Desa Teluk Latak, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis berinovasi mengembangkan potensi ekonomi masyarakat dengan memperkenalkan produk olahan buah nipah kepada masyarakat dan pejabat desa setempat.
“Sayang sekali daerah pesisir Desa Teluk Latak memiliki banyak tumbuhan mangrove dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi namun tidak dimanfaatkan masyarakat. Oleh karena itu, kami berinisiatif mengangkat potensi ekomoni dari mangrove dengan membuat dan memperkenalkan olahan makanan dari buah nipah kepada masyarakat”. Ujar Haniful Kamal selaku ketua kelompok mahasiswa kukerta.
Tujuannya yaitu untuk memberdayakan hasil tumbuhan mangrove menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Tidak hanya itu, program ini juga menjadi bentuk upaya ketahanan pangan karena masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati buah nipah yang tersebar di lingkungan mereka dan mengolahnya tanpa memerlukan biaya yang tinggi.
Hasan, selaku sekretaris desa Teluk Latak yang dijumpai pada Senin (12/04 2021) lalu menyampaikan zaman dulu makanan olahan nipah masih banyak dijumpai, selain sebagai alasan ekonomi masyarakat, juga di kedai-kedai tak begitu banyak jual kue sehingga dulu seperti kehausan makanan.
”Sekarang berbeda, kan tak banyak lagi masyarakat yang kenal dengan olahan nipah, karena di kedai kedai dah banyak jajan-jajan yang lain.” Ibarat pengolahannya belum tau. Kalaupun ada, satu dua orang yang kenal seperti masyarakat yang tinggal di pinggir sungai yang sering ke laut, tapi yang tinggal di bagian darat banyak tidak tau seperti masyarakat Dusun Simpang Baru, jelas Hasan.
Buah nipah ini sebenernya mirip dengan buah enau (kolang-kaling), cita rasanya jika sudah diolah tidak beda jauh dari buah enau . Nah, maka dengan adanya buah nipah yang diolah menjadi makanan lain sudah menjadikan alternatif yang lebih murah dan mudah didapat disekitar kita tanpa membelinya seperti halnya enau.
Inovasi ini disambut baik oleh Hasan selaku Sekretaris Desa Teluk Latak, tim Kukerta Integrasi Abdimas Unri diharapkan bisa membawa inovasi olahan nipah dan mengajarkannya kepada masyarakat.
“Untuk itu kalian (mahasiswa kukerta) perlu bekerja sama dengan ibu-ibu PKK untuk mengembangkan inovasi ini supaya lebih baik lagi kedepannya karena ini momennya pas juga memasuki bulan ramadhan karena olahan papais nipah ini cocok untuk jadi hidangan berbuka (takjil). (Rls/Km)