khabarmetro.com SELALU ADA KABAR BARU
Related Articles
Pekanbaru -Pengelola limbah rumah sakit atau layanan kesehatan berada diwilayah Pekanbaru harus memiliki izin dalam mengelola limbah.
“Semua fasilitas kesehatan itu memproduksi limbah, ada limbah yang dihasilkannya. Ketika mereka menjalankan operasionalnya, kami dari Dinas Kesehatan itu mewajibkan limbahnya itu harus terkelola dengan baik,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru, Zaini Rizaldy Selasa (9/2).
“Kalau pun seandainya tidak bisa diolahnya sendiri, harus terkelola dengan baik. Makanya ketika semua fasilitas kesehatan mengusulkan perizinan, itu wajib bekerjasama dengan pihak yang mempunyai izin mengelola limbah,” ungkap Zaini Rizaldi.
Untuk rumah sakit yang ada di Kota Pekanbaru disampaikan Zaini Rizaldi, sudah bekerjasama dengan pihak ketiga.
“Jadi rata-rata rumah sakit kami di Pekanbaru maupun puskesmas, itu kebanyakan dia bekerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin. Jadi dia tidak boleh membuang sampah di TPA atau sebagainya,” jelasnya.
Lanjutnya, pengangkutan limbah medis tidak boleh diserahkan kepada pengangkut sampah domestik.
“Atau menyerahkan kepada pengangkut sampah domestik, dia harus khusus. Limbah medis itu termasuk limbah B3. Jadi perlakuannya harus khusus.
Berbicara limbah B3 bukan hanya limbah medis, tapi juga bengkel oli, batray, aki bekas, itu limbah,” sebutnya.
Mengelola limbah dengan proses pembakaran dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru ini, juga tidak diizinkan.
“Kemaren ada beberapa rumah sakit yang punya insinerator, terakhir ditutup, tidak boleh. Karena yang pertama mereka tidak punya izin, kemudian hasil pembakarannya bisa mencemarkan,” sebutnya.
Untuk penindakan terhadap rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya bukan kewenangan pihaknya, melainkan kewenangan DLHK.
“Kalau kami fungsinya atau tupoksinya hanya pembinaan. Kalau penindakan itu adanya di DLHK, ada bidang penindakannya. Yang tidak mengerti kita luruskan,” tutupnya. (Nul)
