khabarmetro.com SELALU ADA KABAR BARU
Related Articles
Istiqomah
Oleh : Khairul Amri
amrik4551@gmail.com
TAK terasa, sudah 9 hari. Bahkan hari ini, Selasa (12/4) sudah masuk hari ke 10 bulan Ramadan. Itu artinya, malam-malam ‘rahmat’ akan segera berakhir, dan akan digantikan oleh malam-malam ‘maghfiroh’ atau keampunan.
Ya. Selama Ramadan, ada 3 penggalan malam istimewa yang diberikan Allah SWT kepada orang beriman yang berpuasa. Penggalan 10 malam pertama adalah malam rahmat, 10 malam kedua adalah malam maghfiroh dan 10 malam terakhir adalah malam dibebaskan dari api neraka (itqum minannar).
Lebih istimewanya lagi, pada 10 malam terakhir Allah SWT menurunkan malam lailatul qadr, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Semua amalan yang dikerjakan pada malam ini, akan dilipatgandakan oleh Allah SWT pahalanya. Karena usia umat Nabi Muhamamd SAW ini pendek-pendek, maka keistimewaan lailatul qadr ini selalu menjadi incaran atau sangat dinanti-nanti oleh setiap umat Islam yang beriman. Datangnya di malam-malam ganjil, pada 10 hari terakhir Ramadan.
Akan tetapi, malam lailatul qadr itu hanya akan diperoleh oleh umat Islam beriman yang istiqomah. Kalau tidak istiqomah beramal dan berbuat baik selama Ramadan, sulit rasanya malam lailatul qadr ini untuk didapatkan.
Apa itu yang dimaksud dengan ‘istiqomah’?
Pengertian istiqomah, berasal dari Bahasa Arab yang artinya lurus. Istiqomah adalah suatu usaha untuk menjaga perbuatan baiknya, seperti ibadah, secara konsisten dan tidak berubah. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Begitulah Allah SWT memberikan reward atau penghargaan kepada setiap umat-Nya yang beriman, dan istiqomah beribadah di bulan Ramadan. Ini juga merupakan bentuk dari hikmah datangnya bulan Ramadan. Tidak ada lailatul qadr di bulan-bulan lain. Hanya bulan Ramadan-lah yang di dalamnya diberi keistimewaan itu oleh Allah SWT.
Tak terkecuali apa yang kita perjuangkan. Jika ada yang ingin kita capai, maka kita perlu istiqomah dalam memperjuangkannya. Lawan dari istiqomah adalah cepat putus asa. Tidak konsisten dengan perjuangan. Tidak pula bisa konsekuen dengan ketetapan yang sudah dibuat secara bersama.
Istiqomah bisa juga kita bawa dalam konteks perjuangan adik-adik mahasiswa. Ya, mereka pada 11 April 2022, turun ke jalan. Hampir semua daerah se Indonesia, termasuk di Provinsi Riau. Mereka menyuarakan jeritan rakyat, agar pemerintah peka dan mau peduli dengan nasib rakyat hari ini. Mereka berdemonstrasi, agar tuntutan dan keinginannya dipenuhi oleh pemerintah.
Tak tanggung-tanggung, adik-adik mahasiswa ini turun di saat bulan Ramadan. Umumnya mereka ini berpuasa. Tapi, Karena semangat berjuang untuk keadilan, maka mereka rela tetap berpuasa, walau harus lebih kuat lagi menahan haus dan lapar. Allahuakbar.
Namun demikian, perjuangan ini akan sia-sia dan tidak akan membuahkan hasil maksimal, jika adik-adik mahasiswa ini tidak istiqomah dalam berjuang. Diperlukan orang-orang yang punya mental baja, dan istiqomah dalam perjuangan ini. Perlu pribadi yang luar biasa, agar perjuangan ini bisa berhasil sesuai harapan.
Konsistensi dan konsekuen, bisa juga diartikan fokus. Selama perjuangan belum berhasil, selama masih ada hari dalam bulan Ramadan, kita masih ada waktu untuk mencapai tujuan yang sudah kita cita-citakan.
Maka dari itu, mumpung masih ada waktu. Ramadan masih ada sekitar 20 hari lagi, mari kita berjuang. Bukankah proklamasi Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945 pun bertepatan dengan 17 Ramadan? Inilah keberkahan bulan penuh keampunan ini. Semoga hari-hari kedepan, kita diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT untuk tetap istiqomah beribadah kepadaNya. Amin. **
