Sabtu , 27 April 2024

Asa Pemko Membangun Politeknik Pekanbaru

Siapkan SDM Unggul Sesuai Kebutuhan dan Kemajuan Zaman

Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT berdiskusi tentang rencana Pembangunan Politeknik Pekanbaru dengan Kepala Badan Litbang Kota Pekanbaru Masykur Tarmizi.

 

PEKANBARU (Khabarmetro.com)- Tidak ada negara maju di dunia, hari ini, lepas dari kemajuan industri. Revolusi Industri 4.0 yang berjalan saat ini, mau tidak mau Indonesia pun harus mengikutinya. Begitu pula Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Perlu menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Memajukan dunia industri.

Selain itu, sebanyak 14 kawasan industri di Pulau Sumatera yang sudah ditetapkan pemerintah. Dua di antaranya ada di Provinsi Riau. Dan, dari 2 ini yakni Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Tenayan dan KIT di Tanjung Buton, Kabupaten Siak. KIT Tenayan di Pekanbaru, direncanakan akan fokus untuk industri hilirisasi kelapa sawit. Sebanyak 2 juta ton per tahun, yang diyakini akan membuka 155 ribu lapangan kerja. Kontribusi KIT Tenayan pada pendapatan negara, bisa mencapai Rp 14,5 triliun per tahun.

“InshaAllah akhir tahun ini, atau awal tahun depan, ini sudah berjalan lancar. Karena dari 14 kawasan industri tadi, Tenanyan dinyatakan paling potensial untuk dimulai. Pertimbangannya, listrik, jalan tol dan lainnya sudah tersedia. Tenayan ini paling siap,” kata Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT saat wawancara khusus, beberapa waktu lalu.

Belum lagi, kalau berkaca ke dunia luar, negara maju seperti Jerman sudah menerapkan 70 persen Pendidikan jurusan vokasi. Austria 78 persen. Korea Selatan 68 persen. Tiongkok 50 persen. Sedangkan di Indonesia, diketahui baru 13 persen. “Bayangkan, Tiongkok penduduknya 1,5 miliar. Itu berarti 750 juta penduduknya sudah berbasis vokasi. Penduduk kita (Indonesia, red) 270 juta. Ya, hanya sekitar 54 ribu-an lah baru,” timpal Wako.

Itulah beberapa pertimbangan yang menguatkan asa Pemerintah Kota (Pemko) untuk mendirikan Politeknik Pekanbaru. “Jadi, konsep pembangunan generasi Indonesia unggul, perlu di desain secara baik. Seperti kata Presiden: SDM Unggul, Indonesia Maju. Ini tak bisa hanya bicara. Ada sistem, ada proses, ada waktu yang harus kita lakukan secara kontiniu dan konsisten,” ujar Wako.

Sejak awal jadi Wako, pada 2012 lalu, upaya itu sudah dimulai. Di setiap kesempatan selalu disampaikan Firdaus, bahwa lembaga pendidikan itu adalah industri, yang memproduksi SDM. Pimpinan di suatu lembaga pendidikan harus berpikir sebagai seorang manajer. Apakah itu kepala sekolah, Direktur pendidikan, Rektor dan lainnya, di dalam dirinya harus punya dua kemampuan. Yakni, sebagai pemimpin dan sebagai manajer.

“Pemimpin harus menjalankan kerja dengan regulasi yang sudah diatur baik oleh pemerintah maupun yayasan yang menaungi. Sedangkan manajer itu, di pikirannya profit, bagaimana bisa untung. Dia akan berpikir soal produksinya harus laku di lapangan dan memberikan keuntungan. Makanya prodi (program studi, red) yang dibuat mesti ada prospek, punya link, apakah nanti tamatan ini dapat bekerja. Mampukah dia menciptakan lapangan kerja? Mampukah dia bersaing untuk mengisi lapangan kerja? Prodi yang dibuat itu, ya prodi vokasi. Karena negara maju pastilah negara yang berorientasi pada kemajuan ekonomi yang sudah digitalisasi. Sekali lagi, vokasi dan digitalisasi,” beber Wako panjang lebar.

Tentu, lanjut Wako, Pemko Pekanbaru tidak hanya bicara melempar isu. “Kita harus menyiapkan generasi Pekanbaru, bagian dari generasi Riau dan Indonesia ini, dan bonus demografi pada 2045 nanti, menjadi SDM yang unggul,” ujar Wako. Dari mana memulainya? Menurut Wako, bisa dimulai dengan sistem Pendidikan berbasis vokasi. Salah satu upaya itu, mendirikan Politeknik Pekanbaru. Firdaus berharap, perjuangan Panjang ini akan bisa terwujud.

*Siapkan SDM Sesuai Kebutuhan Zaman*

Pada kesempatan ini, Wako Firdaus menekankan, perlunya perguruan tinggi meninjau ulang prodi-prodi yang ada. Terutama Politeknik Pekanbaru yang akan dibangun, Ini penting, agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. “Jadi, prodi yang dikembangkan mesti link dan match dengan kebutuhan kita nanti,” ujarnya.

Apa saja nanti kelompok tenaga yang diperlukan? Antara lain, lanjut Firdaus, turunan dari produk manufacture CPO atau hilirisasi kelapa sawit. Lalu, terbuka lapangan pekerjaan di industri pariwisata. Pekanbaru sebagai destinasi wisata MICE (meetings, insentives, conferencing, exhibition). Selain itu, Pekanbaru juga sebagai destinasi wisata alam, dan sebagai destinasi wisata halal/religi.

“Industri manufacture dan pariwisata adalah primadona baru dalam menyediakan lapangan kerja di Pekanbaru dan juga untuk mendapatkan devisa yang bisa menggantikan SDA. Bagi kita Riau, migas akan tinggal cerita dan tak bisa lagi diandalkan jadi sumber pendapatan. Begitu juga sawit, jika tidak dikembangkan ke hilir-nya, maka juga sulit untuk dapat nilai tambahnya,” jelas Wako Firdaus.

Tentu, tambahnya, dengan pendidikan khusus ini, akan dapat melakukan perubahan dalam inovasi bagaimana potensi yang ada dikelola secara baik mengarah kepada negeri industrialisasi. Dunia pendidikan ini mesti harus diubah dengan pola sekarang. Lembaga pendidikan yang ada sekarang, diharapkan dapat menyesuaikan diri agar membuka prodi-prodi yang dibutuhkan.(km1)

Check Also

Region Head PTPN IV Regional III: Hari Kemenangan untuk Perkuat Perbaikan

Region Head PTPN IV PalmCo Regional III Rurianto berpesan kepada segenap insan perusahaan agar menjadikan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *