XIII Koto Kampar, (Khabarmetro.com)– Wakil Ketua DPRD Kampar, Repol, setelah mengikuti rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kampar ke-71 langsung bergabung dengan para kader Golkar yang tengah melakukan pekerjaan pembangunan rumah Rosmiati, janda miskin di Desa Koto Mesjid, XIII Koto Kampar, Sabtu (6/2/2021) siang.
Sehabis sholat Zuhur dan makan siang, di bawah sinar matahari yang terik, Repol dan kader Golkar antusias mengaduk semen, dan mencor pondasi dan sekaligus melantai rumah Rosmiati.
Repol juga langsung terlibat bekerja, seperti mengangkut air, bata dan pasir. Selain Repol juga ada Ramlan, anggota Fraksi Partai Golkar yang sekaligus sebagai Bendahara Umum Partai Golkar Kabupaten Kampar juga turut serta.
Rosmiati yang yang hadir di tengah-tengah kader Golkar mengaku tidak dapat berkata-kata. Sebab ia sempat merasa tidak percaya saat Partai Golkar membedah rumah reot milik yang telah lama ia tempati bersama anak-anaknya.
Kata Rosmiati, ia telah lama berharap rumah roetnya dapat dibedah atau diganti dengan rumah layak huni dari pemerintah. Namun, sejak lama harapan Rosmiati belum juga terwujud. Telah banyak pula yang menjanjikannya bantuan program bedah rumah atau bantuan rumah layak huni. Barulah melalui Partai Golkar impiannya akhirnya terwujud.
“Saya tak dapat berkata-kata. Saya hanya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Pak Repol dan Partai Golkar. Semoga ini menjadi pahala dan hanya tuhan yang dapat membalas perbuatan baik mereka,” ujar Rosmiati.
Mengenai sosok dan kehidupan Rosmiati bisa kami informasikan sebagai berikut:
Rosmiati (52), warga RT 06 RW. 03, Dusun II, Desa Koto Mesjid, Kecamatan Xlll Koto Kampar, Kabupaten Kampar tinggal di rumah yang sangat tidak layak. Oleh karena itu, ia sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
Rosmiati adalah janda tua dengan empat anak.
Sehari-hari Rosmiati hanya berkerja sebagai penderes karet. Hasil satu minggu menderes hanya sebesar 20 Kg. Pendapatan sebesar itu sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama anak-anaknya.
Rosmiati yang ditemui di rumahnya, Selasa (26/1/2021) sore, mengatakan, setelah ditinggal suaminya meninggal dunia sejak sepuluh tahun yang lalu, ia cukup kesulitan untuk menafkahi keluarganya, apalagi tiga anak-anaknya masih bersekolah.
“Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, saya masih kesulitan. Apalagi ini anak-anak masih sekolah,” ucapnya sedih.
Kondisi rumah Rosmiati sangat memprihatinkan. Kayunya sudah banyak yang lapuk. Dinding bilik serta atapnya pun sudah rusak dan berlubang, jika turun hujan kondisi atap rumah bocor sehingga air merembes ke dalam rumah.
“Beginilah kondisi rumah saya, sekedar untuk berteduh dari terik matahari dan bila turun hujan atapnya bocor dan airnya merembes ke mana-mana. Kondisi ini tidak nyaman, apalagi hujan malam anak-anak tidak bisa tidur,” ungkapnya dengan mata berbinar.
“Yang saya butuhkan saat ini adalah kepedulian pemerintah dalam membantu penyediaan rumah layak huni, paling tidak untuk membangun dinding dan atap rumah saya ini,“ ujarnya
Rosmiati sangat berharap kepedulian dari Bupati untuk memperbaiki rumahnya sehingga menjadi rumah yang layak untuk dihuni.
“Bupati dan anggota dewan kami berharap bisa membantu dan memperhatikan kondisi rumah kami,” tutur Rosmiati.
Rosmiati mengungkap, selama ini memang ada yang datang mendokumentasikan rumah reotnya. “Beberapa kali ada yang datang untuk mengambil foto rumah kami, tetapi hingga hari ini belum ada bantuan yang turun. Sekali lagi kami berharap kemurahan hati untuk membantu kami,” harapnya. (naz)